Senin, 28 Februari 2011

Harga Obat Generik Naik, Menko akan Adakan Rapat

JAKARTA--MICOM: Menko Perekonomian Hatta Rajasa akan mengimbau Menteri Kesehatan untuk tetap memberikan obat yang harganya terjangkau masyarakat. Meski sejak Januari harga sudah naik hingga 10%.

"Kita akan lihat dulu di mana penyebabnya. Saya akan berbicara dengan Menteri Kesehatan, hari ini saya akan komunikasikan dengan beliau, karena kita dulu memang punya program agar obat generik itu harus bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat kita," ujar Hatta saat ditemui di kantornya di Jakarta, Jumat (18/2).

Minggu, 27 Februari 2011

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatiankhusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia
(lansia), dan keluarga miskin.

Otak dan Stres

Pendahuluan

Istilah stres (ketegangan) sudah menjadi konsumsi publik, kenapa tidak? Stres menjadi pertanda seorang masih sehat, karena merupakan reaksi normal tubuh. Tetapi bila berkesinambungan dapat merusak otak. Beberapa teman mengeluh stres karena banyak pekerjaan, yang lain stres tidak ada pekerjaan, yang lain lagi mengeluh stres karena anaknya begini dan begitu, disisi lain banyak yang stres karena tak punya anak. Jadi orang itu harus bagaimana? apapun yang dilakukan, dikerjakan dan terjadi tidak ada yang betul. Seluruhnya bermuara pada stres, kapan orang itu dapat senang dan bahagia?

Di meja praktek, datang suami isteri yang mengeluh stres. Mereka bersama minta diperiksa. Isteri stres karena suaminya pemabok, jarang pulang ke rumah, sang suami stres karena baru saja kematian anak perempuannya, tiap hari ia tidak tidur dan menghabiskan waktu dengan mabok dan menangis, keluarga jadi berantakan, karena tidak diperoleh solusi penyelesaian. Padahal mereka sudah cukup lama hidup bersama. Kisah lain yang membuat stres adalah ketika anak disekolahkan ke Jepang, sang bapak yang kaya raya setelah beberapa tahun rindu ketemu dan ingin surprise. Sampai di sana, di kota lain sewaktu diberitahu, malah sang anak mengatakan mengapa tidak memberi kabar, hari ini saya sedang sibuk. Bapaknya menangis dan kecewa, stres dan pulang ke Indonesia. Begitu banyak hal yang membuat stres.

Sebenarnya apa yang mencengkram pikiran dan perasaan kita, dan peristiwa apa yang terjadi didalam tubuh kita?. Melelahkan memang.

Kepala kita, ada apa di dalamnya ?

Otak manusia disusun oleh rangkaian sel saraf (neuron) yang merupakan komponen untuk membentuk otak. Otak terdiri dari seratus juta neuron dan kira kira 1000–10.000 hubungan antar neuron. Jadi terdapat total 1014 – 1015 inter koneksi antar saraf. Sel tersebut mempunyai fungsi transmisi informasi untuk melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Beberapa fungsi yang diatur otak

Otak mengatur beberapa hal, seperti fungsi perseptif yang berperan menerima perubahan dari luar tubuh, fungsi integratif melakukan interpretasi tentang perubahan yang terjadi, fungsi motor melaksanakan respons, menafsirkan interaksi antar otot-otot dan fungsi regulasi yang mendorong kelenjar berbagai organ untuk mensekresikan hormon atau zat kimia lain. Di samping itu, sistem saraf secara keseluruhan termasuk otak dan medula spinalis/sumsum belakang bekerja sebagai pusat kontrol sistem saraf tepi dan menjadi penghubung antara otak/medula spinalis dengan otot-otot.

Neuron (sel saraf)

Setiap sel saraf menerima input dari dendrit dalam bentuk rangsangan/eksitatori, hambatan/inhibitori. Antara akson dan dendrit terdapat sinaps/hubungan yang menjadi dasar tempat belajar, memori, dan reasoning (membuat keputusan yang benar, sukar memberi alasan yang benar dan pertimbangan yang benar). Perubahan yang terjadi diatur sedemikian rupa oleh zat pengantar yang disebut neurotransmiter. Akson dan dendrit sel saraf lain mempu-nyai hubungan sinaptik, celah antar saraf sel kita sebut dengan celah sinaptik dengan lebarnya kira-kira satu permilion inci. Setiap impuls listrik berasal dari celah ini diatur oleh zat yang disebut neurotransmiter. Sampai saat ini dikenal 50 neurotransmiter yang disintesa/dibuat oleh tubuh. Beberapa zat kimia dapat memblok neurotransmiter ini. Neurotransmiter merupakan sekelompok molekul yang terikat dari unit kimia dengan kriteria: zat kimia yang dihasilkan neuron, zat kimia yang terdapat di dalam neuron. Bila neuron dirangsang akan melepaskan zat kimia, bila zat kimia dilepaskan, akan bekerja sebagai reseptor kosinaptik dengan efek biologis, setelah zat kimia dilepaskan dan diinaktifkan akan terjadi mekanisme pengambilan atau oleh enzim yang menghambat kerja dari zat kimia tersebut dan apabila zat kimia digunakan dalam membran kosinaptik kemudian menyebabkan efek yang sama seperti dilepaskan oleh neuron.

Neurotransmiter yang bereaksi baik

Endorfin (opioid); menaikkan dan meningkatkan mood, membuat senang, menahan nyeri, dan membuat bahagia, norepineprin; merangsang, rasa senang, waspada, motivasi, anti depresi, mengontrol nafsu makan, meningkatkan seks. Dopamin; merasakan bahagia, membuat senang, mengontrol nafsu, mengeluarkan hormon pertumbuhan. Peniletilamin (PEA); merasakan bahagia, melibatkan perasaan. Selain itu terdapat juga penghambat utama neurotransmiter seperti enkefalin; menghilangkan nyeri, mengurangi depresi dan GABA (gamma amino butiric acid) sebagai anti stres, anti cemas, anti panik, berasa tenang, menjaga kontrol, dan fokus.

Hormon yang bekerja sebagai Neurotransmiter

Beberapa hormon yang diangap dapat bekerja sebagai neurotransmiter adalah serotonin yang bekerja meningkatkan tidur, kepercayaan diri, memperbaiki depresi, mencegah agitasi dan rasa takut. Melatonin berperan pada saat istirahat dan penyembuhan, hormon anti penuaan, mengatur kebiasaan dan bioritmik. Sedangkan oksitosin, merupakan hormon yang distimulasi oleh dopamin yang dapat meningkatkan keinginan seks, rasa cinta, mengikat emosi dan keinginan.

Dikatakan bahwa neurotransmiter secara kimia mengikuti keadaan kognitif, memperbaiki faktor lain yang mempengaruhi fungsi normal saraf dan memegang peranan penting pada perasaan bahagia, dorongan motivasi, kemampuan untuk fokus, menstabilkan emosi kewaspadaaan mental dan perasaan baik

Siklus Stres

Siklus stres diawali dengan kadar opioid di otak menjadi rendah, dan secara otomatis akan memicu peningkatan dopamin, sehingga merasakan meningkatnyanya kewaspadaan dan timbul kegelisahan. Tingginya dopamin menyebabkan kelelahan emosi. Contoh, kelelahan emosi yang terjadi setelah orgasme, kadar dopamin menjadi maksimal.

Kadar opoid rendah juga menyebabkan menurunnya neurotransmiter GABA. Ketika hal ini terjadi, timbul perasaan gelisah, ketidakamanan dan panik. GABA yang rendah otomatis membuat tubuh melawan kecemasan, depresi dengan melepaskan norefineprin. Zat kimia ini mendorong respons emosi seperti marah, mudah tersinggung, frustasi dll.

Kadar norefineprin yang tinggi menyebabkan pelepasan adrenalin dari kel. adrenal dan menyebabkan denyutan jantung yang lebih cepat disertai aliran darah yang lebih kuat.

Kadar rendah GABA akan menurunkan serotonin dan dapat membuat tidur menjadi sulit. Orang yang kurang tidur menjadi tidak rasional, mudah marah, dan dapat histeris. Di dalam perang kurang tidur menyebabkan stres berat dan pernah dilaporkan bahwa obat-obatan/alkohol dapat melelahkan mental, dengan kecenderungan gangguan kejiwaan. Serotonin selanjutnya akan mendorong level opioid semakin rendah.

Solusi pragmatis mengatasi stres

Stres tidak timbul karena faktor eksternal, seperti sebelumnya dikenal. Tetapi terjadi sebagai akibat penafsiran seseorang terhadap suatu rangsangan (stimuli), alihkan fokus pikiran anda keolahraga misalnya. Saat itu yang terjadi adalah penolakan input data yang relevan melawan diri sendiri dan tidak berusaha menafsirkan informasi yang diperoleh serta tidak ingin mendapat risiko terhadap pekerjaan yang membelenggu diri sendiri, maka lakukan intropeksi diri setiap saat.

Setelah itu pelajari bagaimana cara membatasi dan meniadakan stres, supaya kualitas kerja dapat diperbaiki. Secara proporsional dengan cara meningkatkan kualitas input stimuli dan relevansi langsung terhadap masalah yang harus segera ditangani sendiri dengan cara mengalihkan keadaan tersebut dengan mengunjungi tempat yang anda sukai, menyalurkan seluruh hobi, dan merespons sesuatu dengan cara melakukan inovasi baru. Hilangkan perasaan untuk keinginan kompetisi dengan orang lain. Akhirnya cara yang terbaik adalah menyadari keterbatasan dengan berdoa, mohon ke luar dari persoalan yang anda hadapi.

SEMUA SUSU FORMULA YANG BEREDAR AMAN DIKONSUMSI


PDF Print
Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH menyatakan susu formula yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi. Untuk memberikan jaminan keamanan pangan termasuk susu formula, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan sampling dan  pengujian secara berturut-turut pada tahun 2008, 2009, 2010 dan awal Februari 2011 terhadap susu formula bayi menunjukkan seluruh sampel yang diuji tidak mengandung Enterobacter sakazakii.
Hal ini disampaikan Menkes pada jumpa pers di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (10/2/11). Jumpa Pers dipandu Menkominfo Tifatul Sembiring, dihadiri Kepala BPOM Dra. Kustantinah, Apt, Ketua Umum IDAI dr. Badriul Hegar, Sp.A dan Kepala Kantor Hukum dan Organisasi IPB Dedy Muhammad Tauhid, SH, MM. Konferensi pers dilaksanakan sehubungan dengan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 2975 K/Pdt/2009 tanggal 26 April 2010 berkaitan dengan gugatan hasil penelitian yang dilakukan oleh FakuItas Kedokteran Hewan IPB terhadap 22 sampel susu formula bayi dalam kurun waktu  April-Juni 2006.

Kendati susu formula aman, para ibu yang mempunyai bayi dianjurkan memberikan air susu ibu secara Eksklusif (ASI Eksklusif) yaitu memberikan ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai berusia 2 tahun. Setelah bayi berusia 6 bulan boleh diberikan makanan pendamping ASI.

Kemkes tidak menganjurkan pemberian susu formula pada bayi, namun dalam kondisi dengan indikasi medis tertentu, yaitu kondisi medis bayi dan/atau kondisi medis ibu yang tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif, maka susu formula boleh diberikan.

“Para pemakai susu bubuk formula perlu tahu bahwa susu bubuk formula bukanlah suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi oleh kuman yang menyebabkan penyakit”, ujar Menkes.

Cara menyajikan susu formula yang benar adalah dengan menggunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70oC. Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai takaran yang dianjurkan pada label. Sisa susu yang telah dilarutkan harus dibuang setelah 2 jam.

Menkes menjelaskan, bayi yang rentan terhadap terinfeksi Enterobacter sakazakii adalah bayi neonatus dan bayi usia kurang dari 2 bulan, terutama bayi belum cukup bulan (prematur), berat bayi lahir rendah, atau bayi dengan imunitas rendah.

Menurut Menkes, Enterobacter sakazakii memiliki kemampuan bertahan pada produk kering namun mudah mati jika terkena panas pada suhu 70C dalam 15 detik.

“Menjaga sanitasi dan hygiene sangat penting untuk mencegah kontaminasi dari bakteri ini khususnya terkait dengan penyiapan, penyimpanan, dan penyajian produk formula bayi,” terang Menkes.

Kasus akibat terinfeksi Enterobacter sakazakii jarang ditemukan. Berdasarkan publikasi WHO tanggal 13 Februari 2004 dan laporan tahun 1961 sampai 2003, di seluruh dunia ditemukan 48 bayi yang sakit. Sementara di Indonesia belum ada laporan mengenai hal ini.
Kepala BPOM, Dra. Kustantinah menyatakan, institusi yang dipimpinnya memiliki otoritas pengawasan secara terus menerus melakukan pengawasan produk pangan termasuk produk formula bayi. Pengawasan dilakukan secara komprehensif sesuai dengan kaidah yang berlaku secara internasional meliputi pengawasan yang dimulai dari produk sebelum beredar (pre market control) sampai dengan produk di peredaran (post market control).
Post market control dilakukan secara rutin antara lain melalui inspeksi terhadap sarana produksi untuk pemenuhan penerapan persyaratan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB). Selain itu juga dilakukan sampling produk dari peredaran untuk dilakukan pengujian laboratorium .
Pada Maret 2008, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 96 produk formula bayi. Hasil pengujian Badan POM menunjukkan seluruh sampel yang diuji tidak mengandung Enterobacter sakazakii (ES). Pada tahun 2009 dilakukan sampling dan pengujian terhadap 11 sampel, tahun 2010 sebanyak 99 sampel, dan tahun 2011 sampai dengan awal Februari sebanyak 18 sampel.

“Hasil pengujian menunjukkan seluruh sampel tidak mengandung Enterobacter sakazakii,” jelas Kustantinah.

Ketua Umum IDAI dr. Badriul Hegar menyampaikan, susu bisa terkontaminasi saat pembuatan atau bisa juga dari lingkungan. Hegar menganjurkan ibu-ibu tetap melakukan pencegahan. Jika memang harus meminum susu formula perlu dilakukan preventif maksimal dalam mengolah susu.

“Cuci tangan sebelum mengolah susu, membersihkan alat sampai bersih, dan mengaduk susu dengan air matang bersuhu 70 derajat Celcius dan tetap lakukan preventif maksimal,” jelasnya.

Mengomentari desakan wartawan untuk mengumumkan merek susu yang tercemar bakteri Kepala Kantor Hukum dan Organisasi IPB Dedy Muhammad Tauhid mengatakan, ia tidak dapat mengumumkan susu formula yang mengandung bakteri ES karena hingga 10 Februari 2011, IPB belum menerima secara resmi salinan putusan kasasi dari MA. Pihaknya tahu tentang putusan kasasi MA dari website Mahkamah Agung.

“Jika kami telah menerima salinan putusan MA, IPB akan melaksanakan hal-hal yang sudah diatur secara hukum, tentunya setelah melalui kajian dan perimbangan-pertimbangan. Karena itu IPB belum bias memaparkan datanya seperti yang diminta pengadilan”, papar Dedy.

Menjawab pertanyaan wartawan, Dedy menyatakan IPB merasa tidak perlu meminta izin kepada produsen susu tertentu. Dana penelitian berasal dari hibah Ditjen Pendidikan Tinggi 2006 karenanya IPB tidak berkewajiban melaporkan hasil penelitian kepada Kemkes dan BPOM.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , info@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , kontak@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .